Iklan VIP

Redaksi
Rabu, 24 September 2025, 12:22 WIB
Last Updated 2025-09-24T05:25:36Z

Santri Pasuruan Torehkan Prestasi Gemilang di Festival Pencak Silat Internasional Satu Abad Gontor



Pasuruan,Clickindonesiainfo.id  – Peringatan satu abad Pondok Pesantren Modern Gontor tercatat dalam sejarah bukan hanya sebagai perayaan monumental, tetapi juga sebagai ajang unjuk prestasi. Festival pencak silat yang digelar pada 16 September 2025 di Indomik Indoor Stadium, Kelapa Dua, Serpong, Tangerang, berlangsung megah dengan diikuti lebih dari 3.500 pesilat dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara.

Ribuan penonton menyaksikan dengan penuh antusias ketika pesilat-pesilat muda menunjukkan kelincahan, teknik, dan seni bela diri khas Nusantara. Sorotan utama pun jatuh pada dua santri asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang berhasil mencuri perhatian dunia pencak silat internasional.

Mereka adalah Ika Mulyana dan Khusnul Khotimah, santri Madrasah Aliyah Abu Amar, Kecamatan Paserepan, yang akrab disapa “pasangan Inul”. Dalam kategori seni ganda putri remaja kelas internasional, keduanya tampil penuh percaya diri dengan gerakan yang padu, luwes, namun tetap bertenaga. Dengan penampilan menawan tersebut, pasangan Inul sukses meraih juara pertama dan mengibarkan nama Pasuruan di panggung internasional.

Pelatih mereka, Aditia, mengungkapkan rasa haru sekaligus bangga atas capaian anak didiknya.
"Alhamdulillah, Ika dan Khusnul berhasil meraih juara satu di ajang sebesar ini. Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan bagi keluarga besar Madrasah Aliyah Abu Amar, masyarakat Pasuruan, dan seluruh pencinta pencak silat di tanah air," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (22/9/2025).

Menurut Aditia, kemenangan ini bukanlah hal instan, melainkan hasil dari kerja keras, latihan disiplin, serta doa dari para guru dan keluarga. “Perjalanan mereka penuh dengan pengorbanan, dari berjam-jam latihan fisik, mental, hingga kesabaran menghadapi berbagai keterbatasan. Inilah buah dari semangat dan ketekunan,” tambahnya.

Festival pencak silat ini tidak hanya menjadi arena kompetisi bergengsi, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah antar santri dan komunitas pencak silat dari berbagai negara. Melalui event ini, Gontor berhasil menghadirkan panggung yang tidak sekadar mempertontonkan keterampilan bela diri, melainkan juga menyatukan budaya, sportivitas, dan semangat persaudaraan lintas bangsa.

Keberhasilan pasangan Inul menjadi bukti nyata bahwa santri tidak hanya unggul dalam bidang agama dan akademik, tetapi juga mampu berprestasi di kancah olahraga internasional. Prestasi ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda lainnya untuk terus mengukir karya dan membanggakan daerah asal mereka.

Dengan semangat satu abad Gontor, festival ini menjadi simbol bahwa pencak silat bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga alat pemersatu yang menjunjung tinggi nilai luhur, disiplin, dan kehormatan.(Jack)