Iklan VIP

Redaksi
Sabtu, 04 Maret 2023, 08:52 WIB
Last Updated 2023-03-04T01:53:30Z
#SeKODlahBandung

Hadir di #SeKODlah, CEO Insan Bumi Mandiri Bagikan Perjalanannya Menjadi Pemimpin Muda

Foto : CEO Insan Bumi Mandiri, Zulfa Faizah Musyahidah
 
BANDUNG, Clickindonesiainfo.id – CEO Insan Bumi Mandiri (IBM), Zulfa Faizah Musyahidah menjadi pembicara pada rangkaian General Lecturer yang berlangsung pada Kamis, 2 Maret 2023. 

Rangkaian tersebut merupakan salah satu tahapan pembelajaran dalam program #SeKODlah, sebuah program hasil kolaborasi IBM dengan Forest Interactive, yang bertujuan untuk mengembangkan talenta digital dan memperkuat ekonomi digital Indonesia. Dalam sesi General Lecturer tersebut, Zulfa membawakan topik “Leadership Journey: Under 30”.
 
Sudah 2 tahun Zulfa menjadi CEO Insan Bumi Mandiri. Di Insan Bumi Mandiri, Zulfa memulai karirnya sebagai Copywriter pada 2018. Selang satu tahun, ia mulai memimpin tim pemasaran. Barulah kemudian pada tahun 2021, Zulfa mulai memimpin seluruh Yayasan Insan Bumi Mandiri sebagai CEO.
 
Zulfa membuka sesi dengan mengenalkan Insan Bumi Mandiri kepada para peserta. Zulfa banyak bercerita soal visi misi dan berbagai jenis pemberdayaan yang menjadi fokus Insan Bumi Mandiri, diantaranya dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Selain itu, dia juga bercerita sudah sejauh mana dampak positif yang dihasilkan oleh Insan Bumi Mandiri.
 
CEO muda ini melanjutkan sesi dengan menceritakan bagaimana rasanya menjadi pemimpin yang menurutnya sangat dipengaruhi oleh di mana dan apa tujuan orang tersebut memimpin. 

Menurutnya, CEO itu bukan hanya sebatas jabatan yang dapat dipamerkan di LinkedIn atau sosial media, tetapi tentang kematangan. Kematangan inilah yang kemudian akan membuat seorang CEO mempunyai tujuan yang jelas.
 
“Satu-satunya keuntungan menjadi CEO di bawah umur 30 tahun adalah di bawah 30 tahun itu sendiri,” tandas Zulfa. 

Menurutnya, usia bawah 30 tahun adalah usia yang cukup muda untuk menjadi CEO. Oleh karena itu, kita mempunyai waktu untuk gagal, kemudian memperbaikinya, dan belajar dari kegagalan tersebut guna menjadi lebih baik lagi. 

“Orang bilang, habiskan masa mudamu dengan kegagalan, dan belajar dari situ,” tegas Zulfa.
 
Namun, menurut Zulfa, menjadi CEO dengan usia semuda itu adalah beban yang berat. Depresi adalah sesuatu yang lebih sering terjadi pada orang-orang berusia muda. Begitu pula dengan para pemimpin yang masih muda, seperti dirinya. 

Dia memiliki beberapa hal yang biasa ia lakukan untuk mengelola kesehatan mentalnya selama menjadi CEO. Beberapa diantaranya, tetap berhubungan dengan significant others atau orang yang memberikan pengaruh besar dalam proses sosial kita, menguraikan pikiran dengan cara menulisnya, dan memiliki mitra yang baik dalam pekerjaan.
 
“Setiap manusia lahir dengan tujuan. Menjadi pemimpin hanya salah satu dari banyak jalan untuk menghadirkan kebaikan di dunia ini. Jadi, jangan mengecilkan definisi suksesmu dengan hanya sebatas menjadi CEO. Tapi, fokus pada dampak, pada hal baru, dan pada perubahan apa yang akan kamu bawa,” ucap Zulfa untuk mengakhiri sesi.
 
Ke depannya, sebagai CEO, Zulfa masih memiliki tujuan yang harus diwujudkan. Ia ingin menyebarkan 100.000 lebih kebaikan ke seluruh penjuru Indonesia. Kemudian, ia juga ingin berkolaborasi dengan lebih banyak orang untuk memberdayakan masyarakat pedalaman. 

Terakhir, dia juga ingin membawa cerita-cerita yang berasal dari masyarakat pedalaman ke kancah global agar semakin banyak yang turut berpartisipasi memberdayakan mereka.
 
Hingga saat ini, Insan Bumi Mandiri masih berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat pedalaman, khususnya di Indonesia Bagian Timur. IBM mengajak masyarakat luas untuk ikut menebar kebaikan melalui program-program pemberdayaan lain yang masih dan akan terus dikembangkan. 

Informasi lebih lanjut mengenai program pemberdayaan untuk masyarakat pedalaman dapat diakses melalui website www.insanbumimandiri.org atau Instagram @insanbumimandiri. (ari)