Clickindonesiainfo.id|BATAM – Tempat Hiburan Malam (THM) The Link Lounge Batam diduga kuat menjadi lokasi praktik prostitusi terselubung dengan kedok Lady Companion (LC), terutama bagi tamu wisatawan Warga Negara Asing (WNA).
Informasi yang dihimpun awak media melalui penelusuran di lapangan menyebutkan, praktik ini telah berlangsung sejak lama. Para wanita penghibur diduga ditawarkan secara bebas untuk melayani pria hidung belang dengan tarif tertentu.
“Bajetnya macam-macam, bang. Tergantung orangnya. Paling murah sekitar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta sekali kencan, tergantung model badan dan wajah juga,” ujar salah seorang sumber di kawasan Nagoya, Batam, Selasa (23/9/2025).
Menurut sumber tersebut, agar dugaan praktik perdagangan orang ini berjalan tertutup, para wanita tidak diperbolehkan keluar dari area hiburan.
“Mereka disimpan di ruang khusus yang sudah disiapkan. Untuk menghindari pantauan polisi, mereka dilarang keluar. Semua kebutuhan dipenuhi pihak manajemen,” ungkapnya.
Masih menurut sumber, sebagian besar wanita penghibur berasal dari Bandung, Jawa Barat. Ada yang direkrut langsung oleh perantara (mucikari), ada juga yang melamar ke tempat hiburan tersebut.
“Anak LC yang kerja di sana rata-rata berusia 18 tahun. Mereka sering dibooking oleh tamu WNA, terutama dari Singapura, India, dan Australia,” jelasnya.
Sumber lain juga menyebutkan, bos The Link Lounge Batam diketahui berinisial AK, seorang pengusaha asal Tanjungpinang yang sebelumnya pernah mengelola THM Dynasty.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak terkait mengenai dugaan praktik prostitusi dan perdagangan orang di The Link Lounge Batam.(GN)