Yogyakarta/clickindonesiainfo — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Yogyakarta menggelar pendidikan politik bagi kader dengan tema “Partai Politik di Era Digital” pada Sabtu (20/9/2025) di Gallery Prawirotaman Hotel, Kecamatan Mergangsan. Acara menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kadiv Teknis KPU Kota Yogyakarta Erizal, tokoh politik sekaligus Dosen FEB Universitas Janabadra Dr. Drs. Agus Mulyono, MM, serta Kepala Bakesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto SH, M.Hum.
Kegiatan ini diikuti oleh kader Golkar, khususnya generasi muda, sebagai langkah untuk meningkatkan literasi politik di tengah perkembangan teknologi digital. Golkar menegaskan komitmennya menjadi partai modern yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Dalam paparannya, Tokoh Politik yang juga Dosen FEB Universitas Janabrada Dr. Drs. Agus Mulyono, MM. menekankan pentingnya pemanfaatan media sosial, big data, dan teknologi informasi sebagai penentu komunikasi politik di era digital. “Golkar mendorong kader agar aktif di media sosial, memahami literasi digital, dan menggunakan platform digital sebagai sarana komunikasi politik yang sehat,” ujarnya.
Kader muda disebut memiliki peran sentral dalam digitalisasi partai. Berbagai pelatihan pembuatan konten kreatif, pengelolaan media sosial, hingga literasi digital telah disiapkan untuk membekali generasi baru Golkar. “Kami memberikan ruang luas bagi kader muda untuk tampil sebagai penggerak digital partai,” tambahnya
Namun, di balik kemudahan teknologi, muncul tantangan serius berupa hoaks dan disinformasi. Fenomena buzzer politik bahkan memungkinkan satu orang mengelola banyak akun untuk membentuk opini publik. Golkar menegaskan kader harus cerdas memilah informasi agar tidak terjebak manipulasi digital.
Kepala Bakesbangpol Kota Yogyakarta Nindyo Dewanto SH, M.Hum. menegaskan bahwa digitalisasi politik Golkar tetap berlandaskan etika dan nilai Pancasila. “Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal nilai. Kami ingin kader tetap menjunjung tinggi demokrasi dan sopan santun dalam berpolitik,”ujarnya.
Dalam sesi lain, KPU Kota Yogyakarta Erizal menyoroti dinamika regulasi dan kependudukan yang berpengaruh pada distribusi kursi DPRD. Satu kursi ditentukan oleh sekitar 10 ribu penduduk. Kekurangan atau kelebihan penduduk dalam suatu dapil bisa menyebabkan pergeseran jumlah kursi. Saat ini tercatat sekitar 390 caleg akan bersaing memperebutkan kursi DPRD Kota Yogyakarta.
Melalui pendidikan politik ini, Golkar Kota Yogyakarta menargetkan lahirnya kader yang melek digital, adaptif, dan siap merangkul generasi muda menjelang bonus demografi 2030. Politik digital diharapkan tidak sekadar menjadi sarana kampanye, tetapi juga wadah membangun kesadaran, literasi, dan partisipasi masyarakat dalam demokrasi.
Di sesi akhir acara, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber. Sebagai penutup, Agus Mulyono menyerahkan buku karyanya yang berjudul “Pemasaran Politik di Era Teknologi” kepada Erizal dari KPU Kota Yogyakarta. Buku tersebut merupakan karya ke-12 Agus Mulyono selama berkarier sebagai dosen dan akademisi politik. (Aji).