Pasuruan, ClickIndonesiaInfo.id -
Kasus teror terhadap Ketua DPC TRINUSA Pasuruan Raya, Erik, kembali mencuat setelah keluarnya SP2HP ke-2 (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) pada Senin (22/9/2025). Dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak terlapor, Busiri bersama anaknya, sudah dipanggil penyidik untuk diperiksa.
Meski ada perkembangan, keluarga Erik mengaku masih merasa terancam. Hingga kini, belum ada jaminan keamanan bagi dirinya. “Kami berharap proses ini bisa lebih cepat, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Rasa terancam itu masih ada karena pelaku belum diamankan,” tegas Erik.
Namun, dinamika kasus ini justru disorot karena kinerja Humas Polresta Pasuruan dinilai kurang responsif. Konfirmasi awak media yang diarahkan ke bagian Humas hingga kini tak kunjung mendapat jawaban tegas. Kondisi ini menuai kritik tajam dari sejumlah aktivis.
“Kasus ini menyangkut keselamatan orang dan marwah lembaga. Humas Polresta tidak layak disebut humas kalau hanya diam tanpa memberi penjelasan ke publik. Sikap seperti ini bisa merusak kepercayaan masyarakat,” ujar salah satu tokoh aktivis.
Sementara itu, publik dan netizen ramai mendesak kepolisian agar segera menuntaskan kasus teror ini lebih cepat. Mereka menegaskan, aparat harus segera bertindak tegas terhadap para terlapor agar ada efek jera.
Kasus teror terhadap Erik pertama kali mencuat setelah video ancaman beredar di media sosial dan menyebut nama Busiri cs. Alih-alih mereda, kasus ini justru menimbulkan gelombang dukungan dari masyarakat, tokoh NGO, hingga tokoh agama yang mengawal proses hukum agar berjalan transparan dan cepat.(Ipung)
