Foto: tangkapan layar |
JAKARTA,Clickindonesiainfo.id– Tagar #BoikotTrans7 mendadak ramai di berbagai platform media sosial. Gelombang kritik mengalir deras setelah program XPOSE milik Trans7 dinilai melecehkan kehidupan pondok pesantren dan para ulama.
Pemicunya adalah salah satu episode XPOSE yang mengusung judul provokatif: “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?”
Tak hanya judulnya, narasi yang disampaikan dalam tayangan tersebut juga dinilai menyinggung dan tak beretika. Program itu menyoroti kehidupan para kiai dengan nada sinis dan tudingan miring, seperti dugaan menerima amplop dari santri.
“Ternyata yang ngesot (santri) itulah yang kasih amplop, netizen pun curiga nih bahwa bisa jadi inilah sebabnya sebagian kiai makin kaya raya,” ujar narator XPOSE, sembari menayangkan momen santri sungkem kepada KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo.
Tak berhenti di situ, XPOSE juga menyinggung gaya hidup kiai dengan membahas harga sarung mewah di marketplace.
“Mau bilang mewah hingga miliaran, sarungnya aja merek termahal, harganya antara 400 ribu sampai 12 juta rupiah,” lanjut narasi tersebut.
Narasi lain bahkan menyinggung soal “duit keluarga kiai”, yang dinilai tidak pantas untuk disampaikan dalam konteks pemberitaan.
Santri dan Alumni Murka: “Ini Bukan Kritik, Tapi Pelecehan”
Konten XPOSE itu langsung memicu amarah warganet, terutama dari kalangan santri dan alumni pesantren. Mereka menilai program tersebut menampilkan kehidupan pesantren secara sepihak dan menyesatkan tanpa konfirmasi dari pihak terkait.
“Media sekelas nasional lupa menjaga etika pemberitaan. Pesantren memang bukan institusi sempurna, tapi jangan dilecehkan dengan framing murahan,” tulis akun @SerambiLirboyo di platform X (Twitter).
Di Facebook dan Instagram, kecaman serupa bermunculan. Akun @SantriMelawan bahkan mengunggah potongan video XPOSE dengan tulisan besar “BOIKOT!!! Trans7 Telah Menghina Kiai dan Santri!”.
Unggahan itu diserbu ribuan komentar dan dibagikan ulang oleh banyak alumni pesantren, hingga membuat tagar #BoikotTrans7 menjadi trending nasional.
LBH Ansor Siapkan Langkah Hukum
Menanggapi polemik ini, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kota Kediri menyatakan akan mengirimkan surat peringatan hukum kepada pihak program XPOSE.
Ketua LBH Ansor Kota Kediri, Bagus Wibowo, menilai tayangan itu telah melanggar prinsip dasar jurnalisme.
“Redaksi kata-kata dalam video itu sangat tidak beradab dan cenderung melecehkan ulama. Seharusnya tim redaksi melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum menayangkan,” tegasnya, Selasa (14/10/2025).
Ia menambahkan, pemberitaan seharusnya bersifat berimbang agar publik tidak disesatkan.
“Jangan sampai seolah-olah kiai ingin dihargai dengan uang. Ini bentuk pemberitaan yang tidak proporsional,” ujarnya.
LBH Ansor juga berkoordinasi dengan Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) untuk menentukan langkah hukum berikutnya, termasuk sowan kepada KH Anwar Manshur guna meminta arahan.
“Kami mendukung kebebasan pers, tapi kebebasan itu tidak boleh kebablasan. Pesantren adalah lembaga yang berjasa besar bagi bangsa ini, bukan bahan olok-olok di layar televisi,” pungkas Bagus.
Publik Tunggu Respons Trans7
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Trans7 belum memberikan keterangan resmi atau permintaan maaf terbuka.
Kolom komentar di akun Instagram resmi stasiun televisi tersebut kini dibanjiri ribuan komentar yang menuntut klarifikasi dan permintaan maaf.
Tagar #BoikotTrans7, #SantriMelawan, dan #SavePesantren masih bertahan di jajaran trending topic hingga Rabu pagi, menunjukkan besarnya kemarahan publik atas tayangan yang dinilai melecehkan martabat pesantren dan ulama.(Dejan)
---