Pasuruan, ClickIndonesiaInfo.id -
Ramainya isu di media sosial tentang sumber air merek Aqua yang disebut berasal dari sumur bor membuat pihak perusahaan akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Isu ini mencuat setelah beredarnya video Dedi Mulyadi yang meninjau salah satu pabrik Aqua di Subang dan menyebut sumber air berasal dari sumur bor, bukan dari mata air pegunungan.
Menanggapi hal tersebut, pihak Aqua Pasuruan mengirimkan tautan klarifikasi resmi kepada redaksi Click Indonesia Info.id, yang diterbitkan melalui situs resmi perusahaan.
Dalam pernyataan itu, Aqua menegaskan bahwa sumber air produk mereka tetap berasal dari mata air pegunungan, bukan dari air tanah biasa sebagaimana yang beredar di media sosial.
“Air Aqua berasal dari mata air pegunungan yang diakses melalui sumur tapping, bukan air tanah dangkal seperti sumur warga. Sumur tapping adalah sumur khusus yang dibuat untuk mengalirkan air dari akuifer pegunungan,” tulis pernyataan resmi Aqua dalam laman klarifikasinya.(22/10/2025)
Pihak Aqua juga menjelaskan bahwa seluruh pabriknya, termasuk yang berlokasi di Jl. Raya Winongan, Kb. Sawo, Kb. Candi, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, telah memiliki izin resmi pengambilan air dari pemerintah dan diawasi secara berkala oleh instansi berwenang.
“Kami memastikan pengambilan air dilakukan dengan izin pemerintah dan tidak melebihi batas yang ditetapkan. Semua proses dipantau secara ketat untuk menjaga keberlanjutan sumber air,” tambah pernyataan tersebut.
Selain itu, Aqua menyebut telah menjalankan berbagai program pelestarian sumber daya air di sekitar area operasi, seperti pembangunan sumur resapan, reboisasi, dan perlindungan daerah tangkapan air.
Langkah itu disebut sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam menjaga keseimbangan ekosistem air di kawasan sekitar pabrik.
Dengan adanya klarifikasi resmi ini, Aqua berharap masyarakat memperoleh informasi yang akurat dan tidak termakan oleh disinformasi yang berkembang di media sosial.
Click Indonesia Info, akan terus memantau perkembangan isu ini serta membuka ruang dialog bagi publik dan aktivis lingkungan untuk memberikan pandangan lebih mendalam terkait pengelolaan sumber air oleh industri air kemasan di Pasuruan.(Ipung/Jack)
