 |
| Foto: ilustrasi |
Pasuruan,Clickindonesiainfo.id– Praktik penjualan pupuk bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) kembali mencuat di Kabupaten Pasuruan. Kali ini, dugaan tersebut terjadi di Desa Lebaksari, Kecamatan Wonorejo, di mana pupuk bersubsidi dilaporkan dijual hingga Rp115 ribu per sak, jauh melampaui ketentuan pemerintah.
Berdasarkan ketetapan resmi Kementerian Pertanian yang berlaku mulai 22 Oktober 2025, HET pupuk bersubsidi ditetapkan sebagai berikut:
Urea: Rp1.800/kg atau sekitar Rp90.000 per sak (50 kg)
NPK Phonska: Rp1.840/kg atau sekitar Rp92.000 per sak (50 kg)
ZA: Rp1.360/kg atau sekitar Rp68.000 per sak (50 kg)
Dengan demikian, harga jual Rp115 ribu per sak jelas diduga telah melampaui batas HET yang ditetapkan pemerintah.
Informasi yang dihimpun dari lapangan menyebutkan, penjualan pupuk dengan harga tinggi tersebut diduga dilakukan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat. Kondisi ini memicu keluhan para petani yang merasa dirugikan, namun tetap terpaksa membeli karena khawatir tidak kebagian pupuk saat masa tanam.
“Sesuai HET seharusnya sekitar sembilan puluh ribu. Tapi di sini dijual seratus lima belas ribu. Mau tidak mau kami beli karena pupuk sangat dibutuhkan untuk sawah,” ujar salah seorang petani.
Selain mahal, distribusi pupuk bersubsidi di Desa Lebaksari juga dinilai tidak transparan. Sejumlah petani berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengecek jalur penyaluran agar tidak terjadi permainan harga oleh oknum tertentu.
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Desa Lebaksari, Kecamatan Wonorejo, maupun Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penyimpangan tersebut. Para petani mendesak instansi terkait segera melakukan penertiban agar pupuk bersubsidi benar-benar disalurkan sesuai aturan dan tepat sasaran
(Jack)
