BATAM — Upaya peningkatan literasi kebangsaan kembali dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kota Batam, Jumat (12/12/2025).
Kegiatan dilaksanakan dalam dua sesi, yakni di SMA Negeri 24 Batam, di Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, pukul 09.00 WIB, dan pada malam hari di RW 05 Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, pukul 19.30 WIB. Narasumber Ria Saptarika hadir memberi pemaparan dengan tema “Meningkatkan Peran Masyarakat dalam Menyongsong Dinamika Perubahan di Era Digital.”
Dalam sesi pertama di SMA Negeri 24 Batam, sekitar 150 peserta yang terdiri dari siswa, guru, dan perwakilan komite sekolah memenuhi aula. Peserta mengikuti kegiatan sejak pagi dengan antusias, terutama ketika materi dikaitkan dengan perubahan sosial yang berlangsung cepat di era digital. Ria menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi tidak hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan baru. Menurut dia, Empat Pilar MPR—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—menjadi fondasi penting untuk menjaga arah bangsa di tengah perubahan tersebut. “Di tengah derasnya arus digital, karakter dan jati diri bangsa harus tetap menjadi pegangan utama,” ujarnya.
Ria menjelaskan bahwa generasi muda perlu memahami risiko disinformasi, polarisasi, serta tekanan sosial yang muncul dari penggunaan teknologi tanpa kontrol. Karena itu, pendidikan karakter berbasis pengamalan Pancasila dan wawasan kebangsaan dinilai krusial dalam membangun kecakapan digital yang sehat. Peserta juga diajak memahami peran masyarakat dalam penguatan ruang digital yang inklusif. Ria menekankan bahwa nilai gotong royong dapat diwujudkan melalui perilaku daring yang etis dan saling menghargai. “Ruang digital adalah bagian dari kehidupan kita. Jika kita ingin bangsa ini kuat, maka etika bermedia harus kita jaga bersama,” katanya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan sejumlah pertanyaan dari siswa terkait penggunaan media sosial, keamanan data pribadi, dan fenomena ujaran kebencian.
Guru pendamping menilai pendekatan tersebut membantu siswa memahami kaitan antara isu digital dan nilai kebangsaan.
Sebagai bagian dari kegiatan, panitia mengadakan kuis untuk menguji pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan. Kuis ini membuat suasana lebih hidup dan mendorong partisipasi aktif dari para pelajar.
Beberapa siswa terlihat antusias mengangkat tangan untuk menjawab kuis dan mendapatkan hadiah. Kegiatan sesi pertama ditutup dengan sesi foto bersama antara narasumber, siswa, dan tenaga pendidik. Setelah itu dilakukan penyerahan bahan materi secara simbolis kepada perwakilan sekolah sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan literasi kebangsaan di lingkungan pendidikan.
Pada malam harinya, Ria melanjutkan sosialisasi di lingkungan RW.05 Tanjung Uma Lubuk Baja. Warga mulai berkumpul sejak ba’da Isya dan memenuhi area kegiatan.
Peserta yang berasal dari beragam latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, pekerja dan pedagang, hingga tokoh masyarakat setempat.
Dalam pemaparannya, Ria kembali menegaskan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam menghadapi dinamika perubahan di era digital. Ia menjelaskan bahwa laju teknologi yang begitu cepat menuntut kesiapan masyarakat dalam memahami risiko dan manfaat yang menyertainya. “Kita tidak bisa menghindari perubahan digital, tetapi kita bisa menghadapinya dengan bekal nilai kebangsaan yang kuat. Etika, tanggung jawab, dan solidaritas tetap menjadi dasar dalam bermasyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya,” ucapnya.
Warga memberikan sejumlah pertanyaan terkait keamanan informasi, penyebaran hoaks, serta cara melindungi keluarga dari konten negatif. Ria merespons dengan penjelasan mengenai pentingnya literasi digital berbasis nilai-nilai Pancasila sebagai sarana menjaga ketahanan sosial di tingkat keluarga dan komunitas. Seperti pada sesi pagi, panitia juga mengadakan kuis untuk warga. Momen ini mendapat sambutan positif karena memberikan suasana yang lebih cair sekaligus membantu peserta memahami kembali poin-poin penting yang telah disampaikan sepanjang materi.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah kuis dan foto bersama,
Panitia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas ruang digital dan membangun perilaku yang selaras dengan nilai kebangsaan.
Secara keseluruhan, kedua sesi sosialisasi berjalan lancar dan mendapat respons positif. Pengaitan antara dinamika digital dan pengamalan Empat Pilar MPR menjadi fokus utama yang dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.(Hadigus)




