Iklan VIP

Redaksi
Kamis, 15 Mei 2025, 13:41 WIB
Last Updated 2025-05-15T06:45:07Z
JatimMalangPolri

Diam Bukan Pilihan, Polri Gandeng Mahasiswa Perangi Kekerasan Seksual di Kampus



Malang,Clickindonesiainfo.id – Kekerasan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan masih menjadi ancaman nyata, bahkan di ruang yang seharusnya aman: kampus. Menjawab tantangan itu, Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Pencegahan dan Penindakan Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri menggelar kegiatan inspiratif bertajuk “Rise and Speak Bersama Civitas Academica” di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Rabu (14/5/2025).


Acara ini mempertemukan elemen-elemen strategis seperti aparat kepolisian, pimpinan perguruan tinggi, Satgas PPKS dari berbagai universitas, hingga lembaga layanan perlindungan perempuan dan anak. Suaranya satu: melawan kekerasan dan menciptakan kampus yang aman, inklusif, dan berpihak pada korban.


Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri, menegaskan bahwa ruang akademik harus menjadi benteng terakhir peradaban—bukan tempat lahirnya ketakutan.


"Saya berdiri di sini bukan hanya sebagai aparat negara, tapi sebagai bagian dari masyarakat yang menolak diam di tengah maraknya kekerasan, bahkan di dunia digital dan ruang privat," ujarnya dengan lantang.


Ia menyoroti fakta pilu: mahasiswa dan pelajar kini terancam dalam skema eksploitasi digital dan perdagangan orang, terkadang tanpa sadar telah menjadi korban.


Lewat gerakan nasional Rise and Speak, Polri mendorong bukan hanya penindakan hukum, tetapi juga penguatan kesadaran publik dan budaya kampus yang melindungi. “Kampus harus menjadi tempat tumbuhnya keberanian, keadilan, dan kepedulian,” tegas Brigjen Nurul.


Kapolresta Malang Kota, KBP Nanang Haryono, turut mengungkap penurunan angka kekerasan di Malang tahun ini, namun mengingatkan bahwa satu kasus pun terlalu banyak. "Diam itu emas, tapi berani bicara demi mencegah kekerasan—kilauannya melebihi berlian," ungkapnya.


Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, menyampaikan dukungan penuh terhadap kolaborasi lintas sektor ini. “Kami berkomitmen menciptakan ruang aman bagi mahasiswa dari 24 negara yang belajar di sini,” ucapnya.


Kegiatan ditutup dengan penandatanganan Deklarasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi, serta dialog interaktif dengan berbagai narasumber dari institusi negara dan kampus.(Jack)