Kondisi SMA Negeri Kejayan, Kabupaten Pasuruan, memantik sorotan publik setelah bagian atap plafon ruang kelas dan pagar sisi utara sekolah dilaporkan ambruk. Sejumlah foto yang beredar menunjukkan plafon runtuh menimpa meja belajar, sementara pagar sekolah tampak roboh hingga ke area belakang.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, warga dan wali murid mempertanyakan pengelolaan dana iuran siswa yang selama ini disebut mencapai Rp1,7 juta per murid setiap tahun.
“Tiap tahun murid iuran Rp1,7 juta, tapi kok bangunannya begini. Untung tidak ada korban jiwa,” ujar salah satu wali murid kepada TRINUSA Pasuruan, Rabu (8/10).
TRINUSA menilai, pungutan dengan nominal besar di sekolah negeri bertolak belakang dengan program pendidikan gratis Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, kondisi fisik bangunan yang ambruk menimbulkan pertanyaan serius soal penggunaan dana partisipasi wali murid dan pengawasan dari Dinas Pendidikan.
“Jika dalam verifikasi lapangan ditemukan bukti adanya pungutan tanpa dasar dan/atau penyalahgunaan dana iuran, TRINUSA Pasuruan akan segera menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus ini kepada Inspektorat dan Kejaksaan Negeri. Kami tidak akan segan meminta audit forensik keuangan sekolah dan menuntut pertanggungjawaban hingga ke akarnya,” tegas Erik, Ketua TRINUSA Pasuruan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SMA Negeri Kejayan belum memberikan keterangan resmi terkait insiden robohnya bangunan maupun keberadaan pungutan tahunan tersebut.(Jack/Ipung)